Thursday, October 22, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.4 : Melaksanakan Kewajiban













Klik immage di atas untuk memperjelas

Qola Sholallohu 'alaihi wa salam ut' lubul 'ilma walau bis-shin fa inna tolabal 'ilma fariidhotun 'ala kulli muslim innal malaikata tadho'u ijnikhataha ridhon bima yat'lubu

Bersabda (Rosulullohi ) SAW mencarilah (kamu sekalian) ilmu walaupun (sampai ) di negeri Cina, sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya (menghormati,melindungi) kepada orang yang mencari ilmu karena ridho dengan apa yang dia cari. Hadits Riwayat 'Abdul Bar

Hadits lain yang senada dengan tema di atas berbunyi " carilah ilmu walaupun diantaramu dan ilmu itu ada terbentang lautan api ". 

Pada hadits pertama, bahwa mencari ilmu itu wajib dalam artian keharusan atas suatu konsekuensi sebagai hamba yang sudah berikrar dirinya muslim , orang yang menyerah. Kewajiban atau keharusan itu juga terbatas kepada suatu komunitas muslim. Kalau bukan muslim menurut hadits di atas tidak terkena kewajiban menuntut ilmu. 

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi tiap muslim, dengan kata lain tiap-tiap orang Islam wajib mencari ilmu. 

Boleh jadi timbul pertanyaan, ilmu apakah yang wajib dicari itu ? Apakah orang tua yang tidak mampu membaca tulisan tetap terkena kewajiban menuntut ilmu pengetahuan umum, ilmu fisika, ilmu alam dll?
Nah tentu saja ilmu yang dimaksud di sini juga ada pembatasan masalahnya. 

Yang dimaksud harus dipelajari dan jika tidak dilaksanakan terkena sanksi adalah 3 (tiga) macam ilmu yaitu ayatun muhkamatun (Alquran) kemudian sunah yang tegak (tuntunan rosul yang tegak) dan ilmu faroidh (bagi waris yang adil) diuraikan dalam Hadits Riwayat  Abu Dawud dalam Kitab Faroidh.


Hadits Riwayat Abu Dawud tersebut memberikan kepada kita kejelasan mana saja ilmu yang wajib dicari. Jika tidak ada pembatasan maka betapa sulitnya aplikasi/penerapan hadits di atas. Karena tiap-tiap orang Islam itu kan juga terdiri berbagai lapisan masyarakat kelompok umur, dengan berbagai latar belakang kemampuan. 

Jika menuntut ilmu agama ( Quran, Hadits dan Faroidh) itu diwajibkan kepada tiap muslim, memang sudah sepatutnya. Cara beribadah yang sesuai dengan tuntunan Rosulullohi SAW , hukum2, perilaku budi pekerti semua memang sudah terangkum rapih dalam kitab pedoman Islam tersebut. Adapun mengenai pelaksanaan menuntut ilmu agama, manusia diperintahkan untuk saling membantu satu sama lainnya. 

Ok, lanjut.
Sesungguhnya para malaikat menghormati, ......seperti orang sedang berjalan di jalanan memakai topi, kemudian bertemu dengan org yang disegani maka dia akan bicara dan buka topi sebagai tanda hormat. Atau juga membentangkan sayap untuk melindungi org yang mencari ilmu agama, berada di jalan Alloh SWT.  

Pada hadits pertama dan ke-dua, bahwa meski ada kesulitan dalam mencari ilmu namun karena pentingnya ilmu teap didorong untuk mengerjakan. Dari Arab (Makah-Madinah) menuju Cina, bukan jarak yang pendek, terlebih waktu itu belum ada alat transportasi secanggih sekarang. Namun Rosululloh SAW tetap menyuruh berangkat. Sedang hadits ke-dua meski ada penghalang lauan api, bagaimana usaha kita agar berhasil sampai seberang untuk mendapatkan ilmu agama. Motivasi yang sangat kuat.

Terus bagaimana praktek kita mengkaji ilmu agama pada era canggih ini ?

" Sebaik-baik kalian adalah orang yang (paling) bermanfaat bagi sesama manusia ", termasuk dalam hal belajar ilmu agama, siapa yang dapat memberikan bantuan kemudahan, dialah juga yang mendapat peluang pahala besar di sisiNYA.



Saudaraku, hadits yang kita berikan arti per kata dan dan hadits yg kedua sebagai penunjang , sama2 kedudukannya untuk memberikan pesan rosul betapa pentingnya menuntut ilmu.

Program blog ini yang dikreasi untuk membantu sesama yang ingin belajar mengkaji ilmu Islam dengan dukungan kecanggihan internet , rasanya merupakan alat yang "memanjakan" Saudara menikmati kajian di rumah. 

Cukup dengan biaya akses internet yang relatif murah, meski dalam keterbatasan minimal Saudara sudah dapat melaksanakan kewajiban , menuntut ilmu.
Jangan sampai sudah tersedia berbagai alat pendukung kemudahan, namun kita kurang termotivasi karena lemahnya semangat " tolabul 'ilmi "


Lampiran : Hikmah Nahwu Sharaf Bag.03

POKOK - POKOK PEMBAHASAN
ILMU NAHWU DAN SHOROF


Dilihat dari bentuknya tulisan dala bahasa Arab ada 3 (tiga)
  • 1. Huruf ( حرف ) , adalah tulisan paling kecil , dalam bhs.Indonesia adalah buruf abjad, A,B,C,D dst
  • 2. Kata ( كلمة ) , kata adalah gabungan beberapa huruf dan mempunyai arti ( saya اَنَا , makan اَأْكُلُ , roti اَلْخُبْزَ ).
  • 3. Kalimat ( قَوْل , كَلَام ) merupakan gabungan beberapa kata yang mengandung makna lengkap. Kata pada point 2 digabung menjadi اَنَا اَأَكُلُ الْخُبْزَ saya makan roti. 

Dalam penerapannya lihat rinciannya di bawah ini.

Kalimat yaitu lafadzh yang mempunyai arti, baik satu huruf, dua huruf ataupun lebih. Kalau dalam Bahasa Indonesia, kalimat dalam bahasa Arab tadi disebut dengan "kata".
Sedangkan kalimat dalam bahasa Indonesia kalau bahasa Arabnya dinamakan jumlah mufidah atau kalam atau qoul.

Contoh "kalimah" dlm bhs Arab atau "kata"  dalam bhs.Indonesia
Kalimat, dalam referensi lain disebut "kalam"

مِنْ  (min) = dari 

يَقْرَأُ  (yaq ro'u) = membaca

اَلْبَيْتُ (al baitu) = rumah

يَكْتُبُ  (yaktubu) = menulis     

كِتَابٌ (kitabun) = kitab atau buku

إِلَى (ila) = ke 

وَ (wa) = dan

اُكْتُبْ  (uk tub) = tulislah      

PEMBAGIAN KALIMAT ( الكلمة )

Kalimat dalam Bahasa Arab dilihat dari jenisnya ada 3 macam



bersambung......




Wednesday, October 14, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.3: Tinta Tulisan Membandingi Darah Syuhada'


 









Klik image di atas untuk memperjelas

Yuzanu yaumal qiyamati midadul 'ulama wa damus-syuhada' fa yurja'u midadul 'ulama 'ala damus-syuhada'

Ditimbang pada hari kiyamat tinta ulama dan darah syuhada', maka diulangi (ditimbang) tinta ulama mengalahkan atas darahnya para orang yang mati syahid Riwayat Hadits Ad-Dailamy.

Sebagaimana posting penjelasan pada posting LPM No.1 Memproleh Lipatan Pahala Besar  bahwa setiap amalan seorang mu'min diperlihatkan baik amalan itu baik maupun buruk.
Amal sholih (amal kebaikan) dalam kaitannya dengan perjuangan menghidupkan dan melestarikan ilmu agama mendapat nilia yang tinggi di sisi Alloh SWT. 
Hamba Alloh yang memperjuangkan dan membela di jalan Islam dengan fisik terlebih ketika agama ini menghadapi ancaman, sehingga mengorbankan jiwa raga sampai meninggal dunia, mereka termasuk hamba yang mati syahid. 

Medan perjuangan untuk mengembangkan dan melestarikan agama Alloh tidak akan menyempit akan tetapi tetap terbuka bagi siapa saja yang mempersungguh di jalanNYA, meskipun masa-masa ini Islam tidak menghadapi ancaman serius sebagaimana ancaman peperangan.

Berjuang dengan ilmu pengetahuan pada masa sekarang sangat dibutuhkan. Menjadi ulama yang benar-benar mendalami ilmu agama Islam kemudian mempertahankan ilmunya untuk menjaga umat merupakan amal sholih yang terus terbuka lebar.
Ulama, bentuk jama' dari "alim" adalah orang yang mendalami agama dan kemudian tidak diam dengan ilmunya, namun ikut serta dalam pembinaan umat dalam arti yang sebenarnya.
Ulama dan pejuang syahid , keduanya mempunyai peran penting dalam upaya pelestarian agama Alloh SWT. Jika pejuang syahid membela agama dengan pedang, tetapi ulama berjuang membela dengan pena.

Saudara2ku, jika seseorang mengkaji ilmu agama dengan sungguh2 dan menuliskan penanya untuk kaitannya memperdalam ilmu Quran dan Sunah/hadits, maka dengan sendirinya tergolong dijalan ulama.

Timbangan amal antar keduanya di hari kiyamat sebanding, bahkan sampai diulangi dan hasilnya timbangan tinta ulama dapat mengalahkan timbangan darah syuhada'. Dari hadits di atas , tentu saja orang yang menulis saat mengaji benar-benar serius tujuannya untuk diri sendiri dan bercita-cita menyebarluaskan kepada lingkungannya demi tegakknya kalimatulloh (agama Alloh).

Lampiran : Hikmah Nahwu Sharaf Bag.02

Mempelajari tata bahasa Arab (ilmu nahwu dan sharaf ) merupakan jembatan /sarana untuk memahami kandungan Kitab Suci al-Quran dan Kitab Sunah/hadits yang memang berbahasa Arab, sehingga mempelajari keduanya dirasa penting bahkan sebagian kalangan mengatakan wajib, meski bukan seperti wajibnya puasa, sholat dll. 

Pentingnya mempelajari Bahasa Arab dengan tujuan untuk memahami Kitabillah juga diserukan dalam al-Quran sendiri yaitu QS.12;2 (Quran Surah 12/Yusuf, ayat 2)


أِنَّا أَنْزَلْنَا هُ قُرْأَنًا عَرَبِيَّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

> inna an zalna hu qur-anan 'arobiyyan la'allakum ta'qiluun<
" Sesungguhnya Kami (Alloh) turunkan al-Qur'an dalam bacaan dengan bahasa Arab agar kalian memahaminya"

Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab pada waktu itu juga turun kepada Rosulullohi SAW suku Quraisy yang sehari-hari juga berbahasa Arab,...... itu saja diperintah agar memahami. 
Kenapa ? 
Al-Quran merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi orang yang beriman, dengan berpegang teguh kepadanya akan mendapat rohmat dan kefadholan dariNYA. Bukti Alloh SWT maha belas kasih kepada hambanya. Orang Arab masih perlu memahami al-Quran karena jumlah ayatnya konon 6666 (tetapi saya menghitung ayatnya 6237.....ya saya belum tahu cara mereka menghitung), banyaknya ayat yang terhimpun dalam 114 surah, mengandung banyak sekali pengertian. Perlu kesungguhan dan juga bimbingan agar kita dapat memahami dan mengamalkan.

Terlebih kita yang orang a'jam (di luar bahasa Arab), disamping memahami untuk mengamalkan, kita juga masih harus belajar tranlasi =terjemah ke dalam bahasa yang kita pahami. Mungkin dimaknai ke dalam bhs Jawa, Sunda, Madura, bahkan bhs Inggris atau bhs lain. Intinya memahami bahasa Arab ke dalam bhs yang sekira dapat paham, kalau itu cerita dapat mengimani, kalau perintah dapat menjalankan dengan niyat karena mengharap rohmatNYa, jika isinya larangan juga dapat menjauhi.

Semangat untuk mempelajari bhs.Arab juga dimotivasi oleh sohabat Umar bin Khotob :


  اَحْرِصُوْا عَلَى تَعَلُّمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ فَإِنَّهُ جُزْءٌ مِنْ دِينِكُمْ 


Ahrishu 'ala ta'allumil lughotil 'arobiyati fa innahu juz un min dinikum

" Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab merupakan bagian dari agamamu "

sedangkan hadits menurut riwayat Tobrony, menggeluti bahasa Arab karena beberapa pertimbangan,

اَحِبُّوْ الْعَرَبَ لِثَلاَثٍ لِأَنِّي عَرَبِيٌّ وَالْقُرْاَنَ عَرَبِيٌّ وَ كَلَامَ اهْلِ

 الْجَنَّةِ فِي الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ

 
ahibbul 'aroba li tsalatsin li anni 'arobiyyun wal qur ana 'arobiyyun wa kalama ahlil janah fil jananti 'arobiyyun

"Cintailah bahasa arab karena 3 perkara, karena sesungguhnya saya berbahasa Arab, dan al-Quran berbahasa Arab dan bahasa penghuni surga di dalam surga berbahasa Arab" 

Cinta, mempunyai arti yang luas. Bukan saja dalam arti "senang" antara laki-laki dan perempuan tapi lebih dari itu. Cinta kepada tuhan, cinta kepada pekerjaan dll.
Dengan mencintai sesuai maka akan melakukannya dengan sepenuh hati, dengan tulus dan jika menghadapi hambatan maka tetap dengan senang hati "enjoy"  secara konsisten karena merupakan bagian dari jiwanya.

Cinta mungkin dekat juga dengan hobby. Orang yang hobby memancing meskipun tidak memperoleh hasil atau hasilnya sedikit tetapi tidak bosan, padahal untuk mewujudkan hobbynya itu perlu mengeluarkan isi kantong yang boleh jadi tidak sedikit.
Dengan cinta mempelajari bahasa arab, dengan cinta mengkaji al-Quran dan Sunah/hadits dan dijadikan sebagai hobby, maka besar sekali fadhilah (keutamaannya) karena jika diniyati lillahi ta'ala semata mengharap ridho dan wajah Alloh SWT niscaya mendapat pahala besar, insyaAlloh.


Kunjungi juga posting relevan, klik link di bawah ini : 

Memperoleh lipatan pahala yang sangat banyak 
 

 






  

Tuesday, September 29, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.2 : Merupakan pemberian terbaik


Klik gambar di atas untuk memperjelas 

Dan bersabda Rosulullohi SAW: " Sebaik-baik pemberian (adalah) kalimat haq yang engkau dengar kalimat itu kemudian engkau bawa kepada saudaramu yang muslim maka engkau ajarkan kalimat itu kepadanya " Riwayat Hadits Tobrony dari Ibnu Abas.

Saudara, yang namanya sesama umat manusia saling tolong-menolong, saling membantu satu sama lainnya adalah sifat sosial yang sudah tertanam sejak lama. Hal ini menunjukkan qodrati manusia yang tidak dapat hidup mandiri dalam arti sama sekali tidak memerlukan bantuan orang lain.

Bantuan yang diberikan kepada orang lain dapat berbentuk materi atau berbentuk jasa/pertolongan. Betapa senangnya ketika sedang memerlukan bantuan kemudian pertolongan yang diharapkan pun datang.

Diantara berbagai pemberian maka yang paling baik adalah kalimat haq, sesuai hadits di atas.
Kalimat haq adalah kalimat yang mengandung kebenaran haqiqi dari Alloh SWT baik yang terkandung dalam Kitabillah /al Quran maupun dalam sabda Rosulullohi SAW (hadits).
Petunjuk jalan kebenaran menuju keselamatan hidup di dunia hingga akhirat kelak, semuanya terdapat dalam kitab pedoman agama Islam.
Bukan mengecilkan nilai pemberian duniawi /kebendaan seperti harta benda uang, rumah, tanah atau benda properti lainnya, namun pemberian ilmu haq dapat meninggikan derajat hamba di sisi Alloh SWT.

Ilmu dapat menjaga manusia, tetapi harta harus dijaga oleh manusia.

Istilahnya " ilmu digembol ora mendosol " (istilah Jawa) ilmu dikantongi tidak menonjol, 
" diwehke liyan ora kalong" diberikan orang lain tidak berkurang.

Maka bersyukurlah bagi umat yang mendapatkan petunjuk, bimbingan ilmu yang manfaat dari orang yang memberikan, di manapun, kapanpun dari siapapun selagi ilmu itu nyata2 terbukti sesuai dengan sumber ajaran agama Islam , kitab suci al-Quran dan Hadits2 sohih.

Lampiran : Hikmah Nahwu Sharaf Bag.01
 
Saudara, mulai posting ke-2 dst insyaAlloh kita sertakan pembahasan nahwu sharaf terapan setahap demi setahap, semoga Alloh SWT memberi kelancaran kebarokahan.

Sabda Rosulullohi SAW :
" Cintailah Bahasa Arab , karena aku adalah turunan Arab, al-Quran berbahasa Arab dan sekaligus bahasa penghuni surga kelak" HR.Al-Baihaqie. 

Belajar tata bahasa Arab termasuk di dalamnya materi ilmu Nahwu dan Shorof sangat penting karena merupakan jembatan/sarana untuk dapat memahami al-Quran termasuk al-Hadits yang berbahasa Arab.

يقول ابن مسعود  اعلم أن الصرف أم العلوم و النحو أبو ها



Berkata Ibnu Mas'ud " ketahuilah sesungguhnya shorof adalah induknya ilmu dan nahwu bapaknya........."
Ilmu shorof dikatakan sebagai induknya ilmu karena dengannya dapat melahirkan berbagai bentuk kata atau pecahan-pecahannya dan mempunyai arti yang berbeda.
Sedangkan ilmu nahwu dikatakan sebagai bapaknya, karena berfungsi sebagai pengayom, pengatur dari suatu kata.

Lihat posting relevan jangan lupa klik link di bawah ini :

Pemberian terbaik dari Alloh SWT



Thursday, September 17, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.1: Memperoleh Lipatan Pahala Besar

 Klik gambar di atas untuk memperjelas

Dari  Abu Dzar (sohabat) bersabda kepadaku Rosulullohi SAW 
" Hai Abu Dzar, niscaya jika engkau pagi-pagi belajar satu ayat dari kitabillah (Alquran) maka pahalanya lebih baik daripada engkau sholat 100 rokaat, dan niscaya jika engkau pagi-pagi belajar 1 bab hadits yang diamalkan atau belum diamalkan itu lebih baik daripada engkau sholat 100 rokaat "

Saudara-saudaraku, setiap kebaikan atau kejelekan yang diamalkan manusia kelak akan diperlihatkan dan tentu saja sebagai dasar hujah perhitungan /hisaban di akhirat. Senada dengan firman Alloh pada ayat 6-7-8 surah Az-Zalzalah (99) :
 
Ayat 6.  Pada hari itu (kiyamat) manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, akan   diperlihatkan kepada mereka (balasan) amalan mereka

Ayat 7.  Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarroh, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Ayat 8.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejelekan sebesar dzarroh, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Pada ayat 6 yang dimaksud bermacam2 atau berbeda keadaannya terllihat dari wajahnya. Jika wajah berseri2 gembira maka dia sudah mengerti akan merasakan nikmat berikutnya dan hisapan makin dimudahkan. Namun jika wajahnya merah kehitaman karena muram , takut, menyesal dan sudah dirasakan sejak di dalam kubur selam penantian dari saat dimasukkan ke liang lahat (saat meninggal dunia) hingga hari kebangkitan. 

Pada ayat 7 &8 dzarroh=semut kecil atau biji sawi.
Sekecil apapun yang diamalkan manusia semua ditulis oleh malaikat yang tidak akan lepas memonitor setiap gerak-gerik kita.

Bagaimana memperbanyak amalan saat kita masih diberi kesempatan umur ini ?


Dari hadits Rosululloh SAW di atas maka dengan kita belajar / mengkaji ilmu agama dengan belajar ayat Quran atau hadits maka pahalanya sangat banyak.
Belajar yang dimaksud idealnya tidak saja mengetahui huruf , bunyi bacaannya yang berbahasa Arab, namun juga mengerti maknanya dalam bahasa kita.
Belajar satu ayat Quran lebih baik dibanding solat 100 rokaat. Rasanya berat ya kalau solat 100 rokaat dalam satu waktu, orang kita solat tarawih yang 11 rokaat saja terkadang lewat, terlebih yang 21 atai 23 rokaat..... :)
Dengan kita belajar 1 ayat Quran lebih baik drpd 100 rokaat solat, bukan karena remeh dan kecilnya pahala sholat, namun krn besar dan kefadholannya tolabul 'ilmi.
Terlebih mengkaji 1 bab hadits, lebih baik daripada 1000 rokaat,...... subhanalloh.
Tema yang kita kaji kali ini adalah hadits yang saya kutip dari Kitab Sunan Ibnu Majdah. 

Kesempatan belajar mengkaji dimudahkan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, monggo jangan sia-siakan peluang ini.  

Posting artikel relevan klik link di bawah ini , jangan lewatkan ya  

Tinta Tulisan Membandingi Darah Syuhada'





Monday, August 17, 2015

Orang meninggal dunia, arwahnya dapat kembali ke dunia ?



Teman , bukan itu yang saya maksud tulisan ini menyapa Anda yang mungkin sedang serius, .... ;)
Tapi benarkah ruh orang yang sudah meninggal dapat kembali berada di sekitar kita menyapa orang yang masih hidup? Bicara soal ruh, pada zaman Rosululloh para sohabat juga bertanya tentang hal itu sebagaimana tercatat dalam kitabillah surah Bani Isroil (17) ayat 85 “ dan mereka bertanya padamu (muhammad) tentang ruh, katakanlah bahwa ruh adalah termasuk urusan ilmu tuhanku dan kalian tidaklah diberi ilmu melainkan sedikit saja”.

Okay, yuk kita telusuri tema seputar ruh org yang sudah meninggal dunia.
Saya jadi ingat akan hadits sohih Bukhori juz 2 Kitabul Jihad dimana dikisahkan bahwa Jabir bin Abdillah berkata, saat Abdulloh bin Amr bin Haromin terbunuh syahid ketika terjadi korban perang Uhud, Rosulullohi SAW bersabda “ya Jabir maukah engkau saya kabari dengan apa yang Alloh Ta’ala firmankan kepada bapakmu ? “ aku menjawab “ya” rosul meneruskan sabdanya “tiadalah Alloh berfirman kepada hambanya melainkan dibelakang hijab, (tetapi) Alloh berfirman kepada bapakmu dengan berhadapan,  Alloh berfirman “wahai hambaku berangan-anganlah atasku maka akan aku berikan”, Abdulloh (bpknya Jabir) menjawab “wahai tuhanku, hidupkanlah kembali aku akan berperang lagi yang ke-dua ” berfirman Alloh sesungguhnya sudah terdahulu firmanKU bahwa sesungguhnya mereka tidak dapat kembali ke dunia”. Berkata Abdulloh bin Amr “wahai tuhanku sampaikan kepada orang di belakangku (masih hidup di dunia” maka turunkah ayat “wa la tahsabannalladziina qutilu fii sabilillahi amwata....al-ayah surah Ali Imron (4): 169-170”
janganlah sungguh engkau menyangka bahwa orang2 yang terbunuh di jalan Alloh (syahid) mereka itu mati, bahkan mereka hidup di sisi tuhannya, mereka diberi rejeki bergembira dengan kefadholan yang diberikan kepada mereka, mereka memberi kabar gembira kepada org2 yang dibelakang mereka (yg masih hidup) agar jangan takut dan jangan susah".
Dari kisah tersebut orang sudah sekalipun dia punya kefadholan di sisi Alloh sebagai pejuang syahid yang dijamin surganya, tetap tidak dapat kembali ke dunia. Alloh bertanya apakah permintaannya? Ketika pahlawan syahid meminta untuk dapat kembali ke dunia dengan tujuan ingin berperang kembali kemudian mendapat derajat yang besar kembali, namun firman Alloh sudah ditaqdirkan, org meninggal tiada dapat kembali lagi ke dunia. Mereka para syuhada yang sudah meninggal  ingin menyampaikan pesan kepada yang masih hidup, akhirnya Alloh SWT menuangkan pesan tersebut dala surah Ali Imron intinya agar org2 beriman tidak perlu takut dan susah dalam menegakkan kalimatulloh membela di jalan Alloh sekalipun harus berkorban harta benda, pikiran bahkan nyawa sekalipun. 
Lalu bagaimana dengan opini bahwa orang yang meninggal, maka arwahnya dapat kembali ke dunia bahkan pada saat tertentu mengunjungi ahli warisnya yang masih hidup.
Sebagaimana yang pernah saya dengar dari seorang kyai pada saat pengajian nyadran di kumpulan masyarakat pedesaan. Bpk kyai tersebut mengkisahkan pada setiap Bulan Ruwah (kalau kalender qomariyah bulan Sya’ban) para arwah kembali ke dunia untuk menunggu kiriman doa para ahli waris, sehingga menjadi kebiasaan dan tradisi hingga sekarang setiap bulan Sya’ban dilakukan nyadran yaitu mendoakan kakek nenek moyang yg sudah meninggal dunia.
Sayangnya pak kyai tersebut sehemat saya tidak menyebutkan dasar /nuskhoh dalil dari kitab suci al-quran atau hadits, jika diantara teman-teman ingin berbagi atau share pengalaman tentang tema terkait dipersilahkan komentarnya.

Monday, July 27, 2015

Dunia Ini Permainan Belaka ?

Teman, setelah selesai melewati bulan suci Romadhon yang biasanya kita lebih intensif dan berdekatan dengan Kitab Suci al-Quran, kemudian memasuki bulan Syawal terasa juga perbedaan rutinitas terutama aktivitas ibadah. Contoh rial saja, dalam hal membaca tilawah al-Quran, mungkin bagi yang sudah lancar punya target satu bulan Romadhon dapat khotmil quran minim satu kali. Hal yang demikian "memaksakan" kita untuk dapat membaca minim 1 hari dapat 1 juz. Itu saja kalau puasanya cuma 29 hari masih harus kejar tayang pada hari terakhir harus 2 juz.... ;)
Membaca dalam artian menderes yaitu mengulangi membaca Quran memang beberapa hadits menjelaskan fadhilah / keutamaannya, namun yang tidak kalah pentingnya adalah mentadabur - memikirkan makna kandungannya. Karena dengan memahami isi kandungannya itulah yang hakikatnya dapat membuat kita terbimbing dan terarah pola pikirnya mengikuti kehendak Alloh SWT, insyaAlloh. Yang semata hanya dengan idzin dan pertolonganNYA, kita sebagai hamba yang lemah, dapat menetapinya.
Dalam membaca quran, saya sering terhenti , termasuk ketika saya sampai pada Surah al-Ankabut (29) ayat 64  " وَمَا هَاذِهِ الْحَيَوةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَالْاخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْ يَعْلَمُوْنَ "

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka Mengetahui.

Ya, dalam ayat itu Alloh SWT menjelaskan bahwa dunia ini senda gurai dan permaian, subhaanalloh. Kalau kita amati dari ayat2 lain minimal ada empat ayat yang menyebut لَهْوٌ وَ لَعِبٌ  sebagai gambaran serupa di atas, namuntiga ayat yang lain menyebut " la'ibun" terlebih dulu sebelum lahwun, yaitu QS.Al-An'am (6):32, QS.Muhammad(47):36 dan QS.Al-Hadid (57):20.

Permainan , tentu saja bukan berarti dunia ini tiada artinya. Tentu Alloh SWT punya maksud yang tersembunyi di balik penciptaan dunia dan seisinya ini. Bicara soal main2 di dunia terus saya ingat dengan ayat lain yang temanya mirip. Pada ingatan saya ada ayat yang bunyinya " afahasibtum annama kholaqnakum 'abasan wa anakum ilaina ll turja'un?" hanya saya lupa itu surah apa ayat berapa.
Nah untuk mencarinya dapat menggunakan indek al-Quran, kalau yang biasa saya pakai Kitab Quran Tafsir wa Bayan terbitan Daru Rusydi Beirut. Nah dengan mencari sebagian potongan ayat tersebut , ambil saja lafadz " خَلَقْنَكُمْ  " asal kita teliti dan cermat, dapat ditemukan. Yaitu surah al-Mu'minun (23):115

" Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? "

Dua ayat itu berarti permaian yang Alloh SWT kehendaki bukanlah permaian dalam arti yang sebenarnya, namun permainan yang ada perhitungannya. Ibarat seorang yang diuji untuk menyelesaiakan permainan/game, nah di situlah ada " rule of the game"-aturan main.
Dalam suatu permainan atau ujian minimal ada 2 variabel yaitu materi yang diujikan dan batasan waktu/dead line.
Aturan main aturan hidup manusia ini kelak akan dinilai di hadapan Alloh SWT, adapun dead line nya adalah saat dimana kita menyadari kehendak Alloh SWT hingga saat nafas terakhir kita hembuskan.
Amalan yang kita lakukan termasuk yang wajib maupun sunah  adalah materi yang diujikan. Semoag kita dapat melalui ujian ini dengan sukses dan memenangkan permainan ini, aamin.





Saturday, July 18, 2015

Puasa Sunah Enam Hari Bulan Syawal


Seusai umat muslim menunaikan ibadah puasa wajib Romadhon kemudian berhari raya, masih ada amalan sunah yang sayang jika dilewatkan begitu saja.
Amalan2 yang kita kerjakan di dunia ini adalah bukti nyata ketaqwaan kepada Alloh SWT. Dengan harapan agar amalan yg kita persembahkan kepada Alloh dapat makin mendekatkan diri dan menjadi bekal untuk menghadapNYA.
Dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Romadhon kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa selama setahun ” (HR. Muslim No. 1164)
 Dalam pelaksanaan enam hari tersebut dalam haditsnya tidak diterangkan bahwa kapan akan memulai, apakah berurutan atau tidak, intinya adalah enam hari di bulan Syawal. Yang jelas pada tanggal 1 Syawal bertepatan hari raya ied al-fitri tidak boleh melaksanakan ibadah puasa sunah. Dalam satu tahu ada 5 hari yang tidak diperkenankan melaksanakan puasa sunah yaitu 1 hari raya ied al-ad kha yaitu 10 Dzul Hijah kemudian 3 hari Tasyrik  yaitu tgl 11,12,13 Dzul Hijjah dan 1 hari yaitu 1 Syawal atau ied al-Fitri.
Semoga saja ibadah yg kita amalkan dimasukkan dalam rohmat Alloh sehingga dapat diterima oleh Alloh SWT. Tentu ini lebih ringan (insyaAlloh) daripada tidak mengindahkanseruan Alloh SWT sebagaimana org yang telah diceritakan dalam al-Quran al-Maidah(5) :36. Karena kelalaian di dunia mereka di akhirat sanggup menebus dengan apapun yang dimiliki toh tetap tidak diterima Alloh SWT

Network Affiliate Publishing

Bagaimana usaha rumah makan , cave, restoran dari sisi penampungan tenaga kerja dapat lebih luas lagi. Tidak sebatas karyawan yang sudah mas...