Saturday, June 30, 2018

Tidak Diampuni

"Sehubungan dengan idul fitri kita saling bermaaf. Pintu maaf diperlebar. Namun ada seseorang dari awal puasa sudah minta maaf, di pertengahan puasa terjadi perselisihan sampai hari raya. Mereka meminta maaf namun salah satunya menolak. Bagaimana mensikapi hal ini ustadz ? padahal Alloh saja maha pengampun"

Tulis seorang Mahasantri Kajian Artamita ke WA japri saya. Masuk tanggal 17 Juni namun maaf Ibu, baru ini dapat menanggapi.

Sehubungan soalan tersebut, alkhamdulillah ada dalil yang mendekati yaitu terdapat pada hal.49 Kitabul Adab fii Muchtarul Adilah.

Dari Abi Huroiroh dari nabi sholallohu 'alaihi wa salam, bersdabda " Dibuka beberapa pintu surga tiap hari Senin dan Kamis maka diampuni dalam dua hari itu setiap hamba yang tidak syirik kepada Alloh kecuali orang-orang yang ada dendam diantara dia dan saudaranya. Maka dikatakan tunggulah dua orang ini sehingga damai keduanya " Hadits Riwayat Abu Dawud.

Ancaman orang yang terdapat rasa dendam dalam hatinya maka dosanya tidak diampuni, meskipun dia sudah muchlisina lahudiin / memurnikan agama Alloh (tidak syirik).

Masih di kitab yang sama pada halaman 48 baris pertama judul babnya " Bab orang yang membiarkan saudaranya muslim" Dari abu Ayyub al-anshory sesungguhnya Rosulallohi Saw bersabda " Tidaklah khalal bagi seorang muslim yang yahjur (jothak) /membiarkan saudaranya di atas tiga hari. Di mana keduanya bertemu ini berpaling dan ini berpaling, dan paling baik diantara keduanya adalah ayng yang memulai salam (mengajak damai)" HR.Abu Dawud.

Hadits berikutnya masih di halaman yang sama, dari Abu Huroiroh berkata, Rosulullohi Saw bersabda " Tidaklah khalal bagi seorang muslim membiarkan (njothak) saudaranya di atas tiga hari, maka barang siapa yang membiarkan saudaranya di atas tiga hari maka mati masuk neraka " HR.Abu Dawud

Sedangkan setiap hamba beriman yang tadwa (takut kepada 'adzab Alloh) senantiasa berharap diampuni.

"


Tuesday, June 19, 2018

Sisa-sisa Romadhon


Beberapa hari meninggalkan bulan Romadhon, masih membekas dalam memori bagaimana giat umat memanfaatkan bulan penuh barokah.
Selama satu bulan penuh umat Islam beribadah di bulan Romadhon ibarat melalui lorong dengan situasi dan kondisi meningkatnya suhu keimanan banyak kefadholan yang dapat diambil untuk memperbanyak bekal amalan. Jika peluang itu tidak dapat dimanfaatkan maka tergoloong umat yang rugi. Dalam bulan Romadhon amal kebaikan dilipatgandakan demikian pula amal kejelekan.
Dari Abu Huroiroh berkata Rosulullohi Saw bersabda “ Ketika seseorang memperbaiki Islamnya maka setiap kebaikan yang dia amalkan ditulis baginya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus lipatan, dan setiap kejelekan yang diamalkan ditulis semislanya (tdk dilipatkan)” Hadits Riwayat Buchori.
Bagaimana indikasi seorang muslim memperbaiki Islamnya ?
Memperbaiki Islam berarti meningkatkan kebaikan, meningkatkan kualitas Islamnya.
Apa saja yang dapat ditingkatkan ?
Nah momentum bln Romadhon inilah ada beberapa point yang dapat dipertahankan untuk terus diamalkan di bulan-bulan berikutnya. 

  • Puasa. Amalan wajib di bln Romadhon dapat dilanjutkan dengan berpuasa sunah. Tapi jangan lupa jika puasa Romadhon kemarin punya hutang ya dibayar/Qodho. Untuk puasa sunah di bulan syawal ada enam hari. Berdasarkan dalil riwayat Muslim dari Abu Ayub al-anshory Rosulullohi Saw bersabda “ Barang siapa berpuasa Romadhon kemudian mengikutkan enam hari di bln Syawal maka sebagaimana puasa satu tahun”. Selepas bln Syawal bisa dilanjutkan dengan puasa sunah lainnya, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Nabi Dawud, Puasa ‘Arofah, Puasa ‘Asyura, juga Puasa putih.
  • Sholat Malam. Sholat tarawih yang dilaksanakan selama bulan Romadhon memberikan pelatihan kpd umat untuk qiyamul lail- berdiri sholat malam. Di luar bulan Romadhon dapat dilestarikan untuk semakin taqorub ilallohi. Banyak mohon ampun atas segala dosa, mendoakan untuk org tua dan anak2. Hal yang penting dijaga adalah witirnya. Sholat malam itu mastna-matsna (dua-dua rokaat salam) jika kawatir mendekati fajar maka tutuplah dengan witir. Jumlah rokaat ganjil. Bahkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Abdulloh bin Buroidah dari bapaknya berkata, bersabda Rosulullohi Saw “ al-witru /witir adalah haq (penting) maka barangsiapa yang tidak witir mk bukan golonganku, witir itu haq mk barangsiapa yang tidak witir berarti nukan golonganku, witir itu haq mk barangsiapa yang tidak witir mk bukan golonganku”. Jika sholat malam maka witir seperti wajib. Sehingga jika terpaksa bangun sdh mendekati fajar maka langsung saja kerjakan sholat witir dulu. Doanya belakangan.Sholat sunah dapat terus diperbanyak seperti sholat rowatib yang mengiringi sholat wajib selain ba'da subuh dan ba'da ashar. Kemudian sholat tasbih, sholat khajat, istichoroh, ba'da wudhu.
  • Zakat Fitrah. Fungsinya zakat untuk mensucikan amalan puasa dari perbuatan lahan dan fasik juga member makan orang miskin. Bahkan hadits lain menyebutkan bahwa amalan puasa tergantung di bawah mendung, kecuali setelah dizakati maka amal puasa sampai kepada Alloh Swt. Semangat zakat hendaklah diteruskan dengan sering bersodaqoh dan infaq di jalan Alloh sebagai wujud jihad (memperjuangan dengan harta) li takunu kalimatullohi al-a’la, agar menjadikan kalimat (Agama Alloh) luhur. 
  • Tilawatil Qur’an. Selama bln Romadahon di masjid, mushola, rumah-rumah banyak orang membaca Qur’an. Tidak sedikit yang mentarget khatam satu kali. Ada juga yang lebih satu kali. Membaca Qur’an pahalanya banyak sekali berdasar hadits riwayat Tirmidzi dari Abdulloh bin Mas’ud Rosulullohi Saw bersabda “ Barang siapa yang membaca satu khuruf dari kitabillah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan ditulis semisal sepuluh kebaikan, aku tidak berkata alif-lam-mim satu khuruf, tetapi alif satu khuruf lam satu khuruf dan mim satu khuruf  ”. Jika di dalam bln Romadhon membacanya agak cepat karena mengejar khatam, maka di bulan-bulan berikutnya membacanya lebih pelan sambil meresapi makna kandungannya. Syarat untuk mampu meresapi makna yang terkandung di dalamnya, perlu mengkaji lebih dulu arti kata demi kata (artamita) dari ayat-ayat dalam Al qur’an. 
 
Dari empat point sisa-sisa Romadhon ini bab Tilawatil Quran yang lebih ditekankan. Dengan membiasakan  Tilawatil Qur’an sesuai dengan mad (panjang-pendek bacaan), machrojul khuruf, hukum tajwid insyaAlloh mendapat pahala besar, namun tidak kalah pentingnya adalah mengetahui kandungan makna di balik ayat-ayat firman Alloh Swt. Di awal surat Albaqoroh (2) ayat 2 “Itulah (Qur’an) kitab yang tiada keraguan menjadi petunjuk bagi orang yang bertaqwa”.

Persiapan Gelar Budaya Desa Kradenan 2024

Ngreksa Budaya Anggayuhing Kamulyan . Demikian tema yang diusung gelar budaya desa Kradenan Kec Srumbung 2024. Budaya adalah cara kehidupan ...