Berguru Kepada Buku
Yang namanya guru peranannya sangat penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Seorang siswa sekolah dasar yang mendapat pelajaran pada saat jam belajar di sekolah, belum tentu apa yang di terima langsung dapat dipahami.
Agar anaknya dapat lebih paham menerima pelajaran tertentu, orang tua tidak segan mengantarkan anaknya yang sekolah SD , ikuti les di luar jam belajar di sekolah.Dalam mengikuti les baik ke lembaga bimbel yang sudah punya branding seperti Primagama, Ganensha atau ke guru perorangan , mereka juga mengeluarkan biaya untuk honor guru lesnya.
Di sekolah siswa SD dibimbing langsung oleh guru bahkan dengan buku sebagai alat penunjang kelancaran / keberhasilan belajar.
Proses pembelajaran ilmu di sekolah identik proses ta'lim pada kajian umat muslim.
Belajar ilmu agama dengan berpedoman kepada Qur'an dan Sunah (hadits) juga memerlukan bimbingan dari seorang pendamping/guru disamping kitab pegangan Quran dan Hadits.Cara menerima ilmu yang dilakukan umat Islam akhir-akhir ini semakin ragam caranya seiring dengan perkembangan IT (Technologi Informasi). Cukup dengan buku bahkan kini dengan HP dimanjakan dengan group-group di media sosial, dengan mudahnya menerima materi ilmu agama tanpa hadirnya sosok manusia yang mendampingi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktifitas ta'lim (pembelajaran) Qur'an & Sunah (hadits) :
- Siapa sosok penyampai ilmu agama. Jadi tidak berhenti pada kitab Qur'an, hadits, buku-buku dan media lainnya. Penyampai ilmu agama adalah benda hidup bukan benda mati. Jika ada sesuatu yang belum jelas dapat bertanya untuk mendapat keterangan lebih lanjut. Siswa sekolah yang sudah memiliki berbagai macam buku, karena belum jelas datang ikuti les kepada seorang guru, mentor.
- Media apa yang digunakan. Menelusuri syariatnya cara mengaji para sohabat kepada Rosulullohi Saw adalah dengan cara tasma'un / kalian mendengarkan. Pada saat Rosulullohi Saw mengajarkan kepada para sohabat belum ada media pembelajaran seperti buku, muskhaf kitab apa lagi HP. Sehingga sahabat langsung berjumpa, mendengar dan melihat Rosulullohi Saw beramal ibadah. Pada masa itu banyak para sohabat yang menyimpai ilmu baik ayat Qur'an atau Hadits, dalam hapalan. Utk masa sekarang sulit jika umat Islam dalam menyimpan ilmu cukup dengan mengandalkan hapalan. Itulah pentingnya alat bantu media pembelajaran.
Seorang siswa ketika ditanya tentang gurunya, maka dia dapat menunjukkan seseorang beserta namanya.
No comments:
Post a Comment