Klik gambar di atas untuk memperbesar
'an Abi Ghuroiroh anna Rosulallohi SAW qoola idza mata al-insanu in-qoto'a 'anhu il-la min tsalaatsatin asy-ya min shodaqotin jariyatin au 'ilmin yun-tafa'u bihi au waladin sholikhin yad'u lahu.
Dari Abi Ghuroiroh sesungguhnya Rosulalllohi SAW bersabda ketika mati manusia putus darinya kecuali tiga perkara dari sodakoh yg mengalir atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak sholih yang mendoakan padanya.
Manusia diciptakan oleh Alloh SWT diberi otak. Secara ilmu biologi adalah materi organ tubuh yang ada di dalam tengkorak kepala. Sebagaimana makhluk lain juga diberi otak. Nah, bedanya otak manusia dapat berfungsi lebih universal yaitu dapat dipakai untuk berakal, berpikir. Inilah bedanya dengan makhluk lain. Kalau hewan, ayam misalnya, dia punya otak tapi tdk dapat berpikir. Adapun dia mencarikan makan untuk anaknya, burung membuat sarang itu insting, naluri yang berhenti di situ tidak berkembang.
Dengan akal dan pikiran itulah seseorang kemudian mempunyai hasrat dan kemauan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Peribadatan adalah salah satu upaya untuk mendapatkan imbalan kebaikan atau nilai pahala pada masa yang akan datang.
Menurut ketentuan dalam Kitabillah dan Sunah atau tuntunan Rosululloh SAW, suatu saat kelak di mana seseorang sudah tidak dapat beramal karena sudah meninggalkan dunia, masih ada tiga perkara yang tetap mengalirkan pahala kepada seorang yang pernah "menanamkan sumber kebaikan" tersebut.
Yang pertama adalah "sodakoh jariyah". Kepemilikan harta benda akan habis menjadi tiga kategori, menjadi pakaian yang dipakai sampai robek, menjadi makanan yang terbuang di wc dan yang disodakohkan di jalan Alloh SWT. Yang disodakohkan itulah yang kelak akan menjadi harta yang sebenarnya dan tidak dapat dicuri orang lain karena diterima [jika sesuai syarat dan ketentuan Alloh], dijaga , bahkan dilipatgandakan disisiNYA.
Diantara yang disodakohkan itulah ada yang disebut jariyah, terus mengalirkan balasan kebaikan selama bentuk sodakoh tetap digunakan. Contoh, sodakoh jariyah untuk membangun tempat ibadah, pondok pesantren, mushola, membelikan kitab Quran, Hadits dll. Tentu beda dengan sodakoh yang sifatnya sekali hais pakai, sodakoh makanan, minuman, pakaian dll.
Kemudian ilmu yang diambil manfaatnya juga dapat terus mengalirkan pahala. Senada dengan sabda Rosulallohi SAW " Barang siapa mengajak kepada petunjuk maka baginya mendapatkan kebaikan/pahala semisal pahalanya orang yang mengikuti tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang mengamalkan....alhadits" hadits riwayat Abu Dawud.
Upaya menyeru kepada kebajikan cukup banyak hadits yang intinya memberikan nilai pahal yang besar. Menyebarluaskan ilmu agama juga terasa lebih mudah dibanding bersodakoh di jalan Alloh SWT terutama dari sisi material. Keduanya merupakan bagian yang penting demi tegaknya kalimatulloh.
Yang ketiga adalah "anak sholih yang mendoakan".
Salah satu keberuntungan orang tua jika mempunyai anak sholih yang senantiasa mendoakan orang tuanya dikala masih hidup hingga setelah meninggal dunia. Anak sholih mendoakan untuk orang tuanya dapat dikabulkan oleh Alloh SWT jika memenuhi beberapa syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Syarat pertama ; Kondisi anak/orang yang mendoakan
QS.al-A'rof [7]; Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan terhadap beberapa ayat KU dan mereka sombong [tidak menerima] dari ayat tersebut, maka tidak dibukakan pintu langit baginya, dan mereka tidak akan masuk surga sehingga unta masuk ke lubang jarum, dan seperti demikianlah Aku membalas kepada orang2 yang berdosa.
Ungkapan "tidak dibukakan pintu langit" maksudnya tidak diterima doa dan ibadah lainnya. Jika org tersebut mendoakan kepada Alloh untuk org tuanya, maka menurut ayat tersebut, tidak diterima.
Syarat kedua ; caranya mendoakan Supaya amal ibadah diterima Alloh SWT dipersyaratkan mengikuti contoh yang telah Rosulullohi SAW ajarkan. Jika tidak mentaati peraturan ini, misal dengan menambah. mengurangi atau merubah dari aturan syariat sehingga tidak sesuai lagi dengan yang rosul ajarkan, maka amalan juga ditolak. Amalan tersebut tergolong bid'ah.
" Alloh menolak untuk menerima amalan orang ahli bid'ah sehingga dia meninggalkan bid'ahnya" hadits riwayat Ibnu Madjah kitab muqodimah.
Syarat ketiga ; kondisi orang yang didoakan
Dikisahkan dalam Kitab Suci Alquran pada surah Hud [11];41-47 dimana Nabi Nuh diprintah Alloh SWT untuk membuat kapal dan terletak di pegunungan. Hal demikian makin mengundang rasa kebencian orang-orang kufur yang semakin mengejek kepadanya. Hingga saat wahyu Alloh SWT agar Nabi Nuh diperintah Alloh SWT untuk mengajak umatnya naik kapal karena pelajaran kepada orang kufur akan segera dimulai. Pada ayat 42 " Hai anakku naiklah kapal bersamaku, dan janganlah kau jadi bersama orang-orang kafir " Ternyata putra Nabi Nuh yang bernama Kan'am tersebut menolak ajakan sang ayah, akhirnya mati tenggelam bersama orang-orang kufur ketika Alloh SWT memerintah langit dan bumi menenggelamkan seluruh permukaan bumi.
Seketika Nabi Nuh memohon kepada Alloh SWT " wahai tuhanku dialah Kan'am ahliku ". Secara tegas pada ayat 46 Alloh SWT menjawab " hai Nuh sesungguhnya dia bukanlah ahlimu, sesungguhnya dia [amalnya] tidak sholih. maka jangan kau minta apa-apa yang tiada bagimu ilmunya, Aku nasihati engkau jangan jadi engkau orang yang bodoh/jahiliyah"
Saudara-saudaraku,seorang Nabi saja yang punya kedekatan kepada Alloh SWT jika mendoakan orang yang kufur maka doa itu tidak akan diterima, tidak nyambung, terlebih kita yang manusia biasa.
Teruslah, mari kita belajar dan terus belajar mengkaji agar kita benar-benar paham seperti apa harusnya amalan yang benar menurut Alloh SWT, karena Dialah yang kelak akan menilai.