Tuesday, September 29, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.2 : Merupakan pemberian terbaik


Klik gambar di atas untuk memperjelas 

Dan bersabda Rosulullohi SAW: " Sebaik-baik pemberian (adalah) kalimat haq yang engkau dengar kalimat itu kemudian engkau bawa kepada saudaramu yang muslim maka engkau ajarkan kalimat itu kepadanya " Riwayat Hadits Tobrony dari Ibnu Abas.

Saudara, yang namanya sesama umat manusia saling tolong-menolong, saling membantu satu sama lainnya adalah sifat sosial yang sudah tertanam sejak lama. Hal ini menunjukkan qodrati manusia yang tidak dapat hidup mandiri dalam arti sama sekali tidak memerlukan bantuan orang lain.

Bantuan yang diberikan kepada orang lain dapat berbentuk materi atau berbentuk jasa/pertolongan. Betapa senangnya ketika sedang memerlukan bantuan kemudian pertolongan yang diharapkan pun datang.

Diantara berbagai pemberian maka yang paling baik adalah kalimat haq, sesuai hadits di atas.
Kalimat haq adalah kalimat yang mengandung kebenaran haqiqi dari Alloh SWT baik yang terkandung dalam Kitabillah /al Quran maupun dalam sabda Rosulullohi SAW (hadits).
Petunjuk jalan kebenaran menuju keselamatan hidup di dunia hingga akhirat kelak, semuanya terdapat dalam kitab pedoman agama Islam.
Bukan mengecilkan nilai pemberian duniawi /kebendaan seperti harta benda uang, rumah, tanah atau benda properti lainnya, namun pemberian ilmu haq dapat meninggikan derajat hamba di sisi Alloh SWT.

Ilmu dapat menjaga manusia, tetapi harta harus dijaga oleh manusia.

Istilahnya " ilmu digembol ora mendosol " (istilah Jawa) ilmu dikantongi tidak menonjol, 
" diwehke liyan ora kalong" diberikan orang lain tidak berkurang.

Maka bersyukurlah bagi umat yang mendapatkan petunjuk, bimbingan ilmu yang manfaat dari orang yang memberikan, di manapun, kapanpun dari siapapun selagi ilmu itu nyata2 terbukti sesuai dengan sumber ajaran agama Islam , kitab suci al-Quran dan Hadits2 sohih.

Lampiran : Hikmah Nahwu Sharaf Bag.01
 
Saudara, mulai posting ke-2 dst insyaAlloh kita sertakan pembahasan nahwu sharaf terapan setahap demi setahap, semoga Alloh SWT memberi kelancaran kebarokahan.

Sabda Rosulullohi SAW :
" Cintailah Bahasa Arab , karena aku adalah turunan Arab, al-Quran berbahasa Arab dan sekaligus bahasa penghuni surga kelak" HR.Al-Baihaqie. 

Belajar tata bahasa Arab termasuk di dalamnya materi ilmu Nahwu dan Shorof sangat penting karena merupakan jembatan/sarana untuk dapat memahami al-Quran termasuk al-Hadits yang berbahasa Arab.

يقول ابن مسعود  اعلم أن الصرف أم العلوم و النحو أبو ها



Berkata Ibnu Mas'ud " ketahuilah sesungguhnya shorof adalah induknya ilmu dan nahwu bapaknya........."
Ilmu shorof dikatakan sebagai induknya ilmu karena dengannya dapat melahirkan berbagai bentuk kata atau pecahan-pecahannya dan mempunyai arti yang berbeda.
Sedangkan ilmu nahwu dikatakan sebagai bapaknya, karena berfungsi sebagai pengayom, pengatur dari suatu kata.

Lihat posting relevan jangan lupa klik link di bawah ini :

Pemberian terbaik dari Alloh SWT



Thursday, September 17, 2015

Pembahasan LPM Kajian No.1: Memperoleh Lipatan Pahala Besar

 Klik gambar di atas untuk memperjelas

Dari  Abu Dzar (sohabat) bersabda kepadaku Rosulullohi SAW 
" Hai Abu Dzar, niscaya jika engkau pagi-pagi belajar satu ayat dari kitabillah (Alquran) maka pahalanya lebih baik daripada engkau sholat 100 rokaat, dan niscaya jika engkau pagi-pagi belajar 1 bab hadits yang diamalkan atau belum diamalkan itu lebih baik daripada engkau sholat 100 rokaat "

Saudara-saudaraku, setiap kebaikan atau kejelekan yang diamalkan manusia kelak akan diperlihatkan dan tentu saja sebagai dasar hujah perhitungan /hisaban di akhirat. Senada dengan firman Alloh pada ayat 6-7-8 surah Az-Zalzalah (99) :
 
Ayat 6.  Pada hari itu (kiyamat) manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, akan   diperlihatkan kepada mereka (balasan) amalan mereka

Ayat 7.  Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarroh, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Ayat 8.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejelekan sebesar dzarroh, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Pada ayat 6 yang dimaksud bermacam2 atau berbeda keadaannya terllihat dari wajahnya. Jika wajah berseri2 gembira maka dia sudah mengerti akan merasakan nikmat berikutnya dan hisapan makin dimudahkan. Namun jika wajahnya merah kehitaman karena muram , takut, menyesal dan sudah dirasakan sejak di dalam kubur selam penantian dari saat dimasukkan ke liang lahat (saat meninggal dunia) hingga hari kebangkitan. 

Pada ayat 7 &8 dzarroh=semut kecil atau biji sawi.
Sekecil apapun yang diamalkan manusia semua ditulis oleh malaikat yang tidak akan lepas memonitor setiap gerak-gerik kita.

Bagaimana memperbanyak amalan saat kita masih diberi kesempatan umur ini ?


Dari hadits Rosululloh SAW di atas maka dengan kita belajar / mengkaji ilmu agama dengan belajar ayat Quran atau hadits maka pahalanya sangat banyak.
Belajar yang dimaksud idealnya tidak saja mengetahui huruf , bunyi bacaannya yang berbahasa Arab, namun juga mengerti maknanya dalam bahasa kita.
Belajar satu ayat Quran lebih baik dibanding solat 100 rokaat. Rasanya berat ya kalau solat 100 rokaat dalam satu waktu, orang kita solat tarawih yang 11 rokaat saja terkadang lewat, terlebih yang 21 atai 23 rokaat..... :)
Dengan kita belajar 1 ayat Quran lebih baik drpd 100 rokaat solat, bukan karena remeh dan kecilnya pahala sholat, namun krn besar dan kefadholannya tolabul 'ilmi.
Terlebih mengkaji 1 bab hadits, lebih baik daripada 1000 rokaat,...... subhanalloh.
Tema yang kita kaji kali ini adalah hadits yang saya kutip dari Kitab Sunan Ibnu Majdah. 

Kesempatan belajar mengkaji dimudahkan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, monggo jangan sia-siakan peluang ini.  

Posting artikel relevan klik link di bawah ini , jangan lewatkan ya  

Tinta Tulisan Membandingi Darah Syuhada'





Monday, August 17, 2015

Orang meninggal dunia, arwahnya dapat kembali ke dunia ?



Teman , bukan itu yang saya maksud tulisan ini menyapa Anda yang mungkin sedang serius, .... ;)
Tapi benarkah ruh orang yang sudah meninggal dapat kembali berada di sekitar kita menyapa orang yang masih hidup? Bicara soal ruh, pada zaman Rosululloh para sohabat juga bertanya tentang hal itu sebagaimana tercatat dalam kitabillah surah Bani Isroil (17) ayat 85 “ dan mereka bertanya padamu (muhammad) tentang ruh, katakanlah bahwa ruh adalah termasuk urusan ilmu tuhanku dan kalian tidaklah diberi ilmu melainkan sedikit saja”.

Okay, yuk kita telusuri tema seputar ruh org yang sudah meninggal dunia.
Saya jadi ingat akan hadits sohih Bukhori juz 2 Kitabul Jihad dimana dikisahkan bahwa Jabir bin Abdillah berkata, saat Abdulloh bin Amr bin Haromin terbunuh syahid ketika terjadi korban perang Uhud, Rosulullohi SAW bersabda “ya Jabir maukah engkau saya kabari dengan apa yang Alloh Ta’ala firmankan kepada bapakmu ? “ aku menjawab “ya” rosul meneruskan sabdanya “tiadalah Alloh berfirman kepada hambanya melainkan dibelakang hijab, (tetapi) Alloh berfirman kepada bapakmu dengan berhadapan,  Alloh berfirman “wahai hambaku berangan-anganlah atasku maka akan aku berikan”, Abdulloh (bpknya Jabir) menjawab “wahai tuhanku, hidupkanlah kembali aku akan berperang lagi yang ke-dua ” berfirman Alloh sesungguhnya sudah terdahulu firmanKU bahwa sesungguhnya mereka tidak dapat kembali ke dunia”. Berkata Abdulloh bin Amr “wahai tuhanku sampaikan kepada orang di belakangku (masih hidup di dunia” maka turunkah ayat “wa la tahsabannalladziina qutilu fii sabilillahi amwata....al-ayah surah Ali Imron (4): 169-170”
janganlah sungguh engkau menyangka bahwa orang2 yang terbunuh di jalan Alloh (syahid) mereka itu mati, bahkan mereka hidup di sisi tuhannya, mereka diberi rejeki bergembira dengan kefadholan yang diberikan kepada mereka, mereka memberi kabar gembira kepada org2 yang dibelakang mereka (yg masih hidup) agar jangan takut dan jangan susah".
Dari kisah tersebut orang sudah sekalipun dia punya kefadholan di sisi Alloh sebagai pejuang syahid yang dijamin surganya, tetap tidak dapat kembali ke dunia. Alloh bertanya apakah permintaannya? Ketika pahlawan syahid meminta untuk dapat kembali ke dunia dengan tujuan ingin berperang kembali kemudian mendapat derajat yang besar kembali, namun firman Alloh sudah ditaqdirkan, org meninggal tiada dapat kembali lagi ke dunia. Mereka para syuhada yang sudah meninggal  ingin menyampaikan pesan kepada yang masih hidup, akhirnya Alloh SWT menuangkan pesan tersebut dala surah Ali Imron intinya agar org2 beriman tidak perlu takut dan susah dalam menegakkan kalimatulloh membela di jalan Alloh sekalipun harus berkorban harta benda, pikiran bahkan nyawa sekalipun. 
Lalu bagaimana dengan opini bahwa orang yang meninggal, maka arwahnya dapat kembali ke dunia bahkan pada saat tertentu mengunjungi ahli warisnya yang masih hidup.
Sebagaimana yang pernah saya dengar dari seorang kyai pada saat pengajian nyadran di kumpulan masyarakat pedesaan. Bpk kyai tersebut mengkisahkan pada setiap Bulan Ruwah (kalau kalender qomariyah bulan Sya’ban) para arwah kembali ke dunia untuk menunggu kiriman doa para ahli waris, sehingga menjadi kebiasaan dan tradisi hingga sekarang setiap bulan Sya’ban dilakukan nyadran yaitu mendoakan kakek nenek moyang yg sudah meninggal dunia.
Sayangnya pak kyai tersebut sehemat saya tidak menyebutkan dasar /nuskhoh dalil dari kitab suci al-quran atau hadits, jika diantara teman-teman ingin berbagi atau share pengalaman tentang tema terkait dipersilahkan komentarnya.

Monday, July 27, 2015

Dunia Ini Permainan Belaka ?

Teman, setelah selesai melewati bulan suci Romadhon yang biasanya kita lebih intensif dan berdekatan dengan Kitab Suci al-Quran, kemudian memasuki bulan Syawal terasa juga perbedaan rutinitas terutama aktivitas ibadah. Contoh rial saja, dalam hal membaca tilawah al-Quran, mungkin bagi yang sudah lancar punya target satu bulan Romadhon dapat khotmil quran minim satu kali. Hal yang demikian "memaksakan" kita untuk dapat membaca minim 1 hari dapat 1 juz. Itu saja kalau puasanya cuma 29 hari masih harus kejar tayang pada hari terakhir harus 2 juz.... ;)
Membaca dalam artian menderes yaitu mengulangi membaca Quran memang beberapa hadits menjelaskan fadhilah / keutamaannya, namun yang tidak kalah pentingnya adalah mentadabur - memikirkan makna kandungannya. Karena dengan memahami isi kandungannya itulah yang hakikatnya dapat membuat kita terbimbing dan terarah pola pikirnya mengikuti kehendak Alloh SWT, insyaAlloh. Yang semata hanya dengan idzin dan pertolonganNYA, kita sebagai hamba yang lemah, dapat menetapinya.
Dalam membaca quran, saya sering terhenti , termasuk ketika saya sampai pada Surah al-Ankabut (29) ayat 64  " وَمَا هَاذِهِ الْحَيَوةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَالْاخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْ يَعْلَمُوْنَ "

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka Mengetahui.

Ya, dalam ayat itu Alloh SWT menjelaskan bahwa dunia ini senda gurai dan permaian, subhaanalloh. Kalau kita amati dari ayat2 lain minimal ada empat ayat yang menyebut لَهْوٌ وَ لَعِبٌ  sebagai gambaran serupa di atas, namuntiga ayat yang lain menyebut " la'ibun" terlebih dulu sebelum lahwun, yaitu QS.Al-An'am (6):32, QS.Muhammad(47):36 dan QS.Al-Hadid (57):20.

Permainan , tentu saja bukan berarti dunia ini tiada artinya. Tentu Alloh SWT punya maksud yang tersembunyi di balik penciptaan dunia dan seisinya ini. Bicara soal main2 di dunia terus saya ingat dengan ayat lain yang temanya mirip. Pada ingatan saya ada ayat yang bunyinya " afahasibtum annama kholaqnakum 'abasan wa anakum ilaina ll turja'un?" hanya saya lupa itu surah apa ayat berapa.
Nah untuk mencarinya dapat menggunakan indek al-Quran, kalau yang biasa saya pakai Kitab Quran Tafsir wa Bayan terbitan Daru Rusydi Beirut. Nah dengan mencari sebagian potongan ayat tersebut , ambil saja lafadz " خَلَقْنَكُمْ  " asal kita teliti dan cermat, dapat ditemukan. Yaitu surah al-Mu'minun (23):115

" Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? "

Dua ayat itu berarti permaian yang Alloh SWT kehendaki bukanlah permaian dalam arti yang sebenarnya, namun permainan yang ada perhitungannya. Ibarat seorang yang diuji untuk menyelesaiakan permainan/game, nah di situlah ada " rule of the game"-aturan main.
Dalam suatu permainan atau ujian minimal ada 2 variabel yaitu materi yang diujikan dan batasan waktu/dead line.
Aturan main aturan hidup manusia ini kelak akan dinilai di hadapan Alloh SWT, adapun dead line nya adalah saat dimana kita menyadari kehendak Alloh SWT hingga saat nafas terakhir kita hembuskan.
Amalan yang kita lakukan termasuk yang wajib maupun sunah  adalah materi yang diujikan. Semoag kita dapat melalui ujian ini dengan sukses dan memenangkan permainan ini, aamin.





Saturday, July 18, 2015

Puasa Sunah Enam Hari Bulan Syawal


Seusai umat muslim menunaikan ibadah puasa wajib Romadhon kemudian berhari raya, masih ada amalan sunah yang sayang jika dilewatkan begitu saja.
Amalan2 yang kita kerjakan di dunia ini adalah bukti nyata ketaqwaan kepada Alloh SWT. Dengan harapan agar amalan yg kita persembahkan kepada Alloh dapat makin mendekatkan diri dan menjadi bekal untuk menghadapNYA.
Dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Romadhon kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa selama setahun ” (HR. Muslim No. 1164)
 Dalam pelaksanaan enam hari tersebut dalam haditsnya tidak diterangkan bahwa kapan akan memulai, apakah berurutan atau tidak, intinya adalah enam hari di bulan Syawal. Yang jelas pada tanggal 1 Syawal bertepatan hari raya ied al-fitri tidak boleh melaksanakan ibadah puasa sunah. Dalam satu tahu ada 5 hari yang tidak diperkenankan melaksanakan puasa sunah yaitu 1 hari raya ied al-ad kha yaitu 10 Dzul Hijah kemudian 3 hari Tasyrik  yaitu tgl 11,12,13 Dzul Hijjah dan 1 hari yaitu 1 Syawal atau ied al-Fitri.
Semoga saja ibadah yg kita amalkan dimasukkan dalam rohmat Alloh sehingga dapat diterima oleh Alloh SWT. Tentu ini lebih ringan (insyaAlloh) daripada tidak mengindahkanseruan Alloh SWT sebagaimana org yang telah diceritakan dalam al-Quran al-Maidah(5) :36. Karena kelalaian di dunia mereka di akhirat sanggup menebus dengan apapun yang dimiliki toh tetap tidak diterima Alloh SWT

Diperintah Bertanya

  Bismillah