Tuesday, March 1, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.18 : Penenang dan Penyejuk Hati


 










Klik gambar di atas untuk memperjelas


Ya ibna Adam taf-farogh li 'ibadaty amla' sod-roka ghinan wa asyud-da faq-roka wa in lam taf'al mala'tu sod-roka sughlan wa lam asyud-da faq-roka.
Hai anak Adam  (manusia) sempatkanlah ibadah kepadaKu (maka) Aku penuhi dadamu (hatimu) dengan kaya dan Aku tutup rasa faqirmu dan jika tidak kau kerjakan (maka) Aku penuhi dadamu dengan sempit dan tidak Aku tutup kefakiranmu. Riwayat hadits Ibnu Majah juz 2 Kitabu Zuhdy no.hadits 1376

Saudara, hadits di atas dilihat dari matan/isinya termasuk hadits "qudsi" artinya suci, yaitu firman Alloh SWT yang tidak terhimpun dalam kitab Quran tetapi melalui lisan Rosulullohi SAW.

Alloh berfirman menyerukan kepada manusia agar menyempatkan ibadah kepadaNYA. Manusia yang diberikan akal dan pikiran secara normalnya mempunyai rasa dan kehendak. Di dalam hidupnya manusia mempunyai keinginan untuk diwujudkan. Jika tidak mendapatkan masukan informasi yang berupa peringatan bahwa sebagai insan kelak akan meninggal dunia kemudian diminta pertanggungjawaban, maka manusia boleh jadi hidupnya sebatas mencari pemenuhan kebutuhan biologis seperti kebutuhan makan, pakaian , dan tempat tinggal.

Jika manusia mau menyempatkan, berusaha secara sungguh-sungguh menomorsatukan urusan ibadah kepada Alloh dengan menyisihkan waktu, pikiran, konsentrasi mengalahkan urusan lainnya maka Alloh SWT akan membuat hati orang itu merasa kaya dan rasa fakir-selalu merasa kurang, akan tertutup.

Belum tentu orang yang memiliki materi yang berlimpah, kata orang Jawa " emas picis rojobrono" simpanan emas yang banyak segala keinginan terpenuhi kemudia meraka merasa tenteram, hatinya tenang, damai. Juga belum tentu orang yang kelihatannya menderita, dari apa yang dimakan tiap hari, pakaian yang dikenakan dan tempat tinggalnya terlihat berada pada garis kemiskinan kemudian dia merasa sedih, tertekan hidupnya.

Dari hadits di atas bahwa perasaan kaya atau miskin ternyata ada di dalam dada/hati.

Tiada manusia yang ingin merasakan pendertitaan, sehingga segala daya upaya dikerahkan agar mendapatkan rasa nyaman, rasa tentram damai.

Apa yang didapatkan manusia di dalam hatinya setelah mereka usaha meraihnya bukan serta-merta hasil manusia itu sendiri, rupanya Sang Pencipta sangat besar pengaruhnya.

Rasa tenang, tenteram , damai dan yang berupakan bagian kebahagiaan seseorang bukan terletak pada banyaknya jumlah materi duniawi yang dimiliki namun Alloh SWT juga yang mengendalikan.

Jika manusia makin mendekatkan diri kepadanya dengan mengutamakan urusan ibadah maka meskipun kepemilikan harta benda sangat minim bahkan tergolong org miskin, namun Alloh juga yang membuat hatinya tenang, damai, rasa syukur dll.

Namun jika hal ini tidak diindahkan, sekalipun sudah memiliki kekayaan yang berlimpah Alloh akan makin memberikan hatinya sempit, problema kehidupan datang silih berganti dan perasaan kekurangan/kefakiran semakin menjadi.

Rupanya ini rahasia ini telah dijabarkan dalam hadits di atas, alhamdulillah.

Dengan kajian meski melalui internet yang diakui keterbatasannya, namun upaya ini harapannya tergolongkan di jalan Alloh- fii sabilillah.

Aamin.      

Hadits di atas semoga sedikit memberikan refernsi.

No comments:

Diperintah Bertanya

  Bismillah